

Jakarta, 26 Juli 2025 — Dalam acara Property Development Masterclass yang diselenggarakan oleh Asian Tiger School of Billionaire (Batch #4), Managing Partner kami, Adrian Fernando tampil sebagai pembicara dengan membawakan topik Kerangka Hukum dan Perizinan dalam Pengembangan Properti di Indonesia. Sesi ini menarik perhatian besar dari para calon pengembang, investor, serta profesional di sektor real estat.
Dalam pemaparannya, Adrian mengurai secara mendalam kerangka hukum yang kompleks dalam pengembangan properti—mulai dari akuisisi tanah dan hukum tata ruang, hingga perizinan pembangunan dan prosedur pendaftaran tanah. Ia juga menyoroti isu penting terkait kepemilikan properti oleh warga negara asing serta menyampaikan checklist uji tuntas hukum yang sangat krusial untuk meminimalkan risiko dalam setiap proyek pengembangan.
“Kepastian hukum bukan hanya soal melengkapi dokumen,” ujar Adrian dalam wawancara setelah sesi. “Kepastian adalah tulang punggung dari pengembangan properti yang berkelanjutan. Semakin kompleks suatu transaksi, semakin penting memastikan struktur hukumnya tepat sejak awal.”
Poin pembahasan utama dari sesi tersebut:
- Akuisisi Tanah: Cara memperoleh hak atas tanah secara legal dan menghindari konflik di lokasi strategis.
- Hukum Tata Ruang: Memastikan kesesuaian rencana proyek dengan RTRW dan RDTR nasional maupun daerah.
- Sistem Perizinan: Navigasi terhadap OSS, KKPR, PBG, dan SLF secara efektif.
- Pendaftaran Tanah: Langkah hukum untuk memperoleh bukti kepemilikan dan menghindari cacat administratif.
- Kepemilikan Asing: Kerangka hukum terkini terkait kepemilikan properti oleh WNA di Indonesia.
- Uji Tuntas Hukum: Checklist praktis untuk mengidentifikasi potensi risiko hukum sebelum melakukan investasi.
Adrian menekankan pentingnya melibatkan aspek hukum sejak tahap awal proyek properti, bukan menjadikannya sebagai hal yang reaktif. “Sebagian besar proyek yang gagal bukan karena kesalahan proyeksi pasar, tapi karena pengabaian terhadap fondasi hukumnya,” tegasnya. “Due diligence bukan beban, melainkan investasi untuk memperoleh kejelasan.” Sesi ini disambut antusias oleh para peserta yang mengapresiasi cara penyampaian Adrian yang lugas dan mampu menjelaskan topik teknis dengan bahasa yang mudah dipahami.
Program Masterclass dari Asian Tiger School of Billionaire terus menjadi wadah dinamis yang menjembatani teori dan praktik. Dengan kontribusi dari praktisi hukum seperti Adrian Fernando, peserta Batch #4 tidak hanya memperoleh wawasan hukum, tetapi juga kebijaksanaan praktis yang dapat langsung diterapkan untuk membangun proyek properti secara berkelanjutan.